SUMENEP- Puluhan aktivis yang tergabung dalam Himpunan Mahasiswa Sapeken Sumenep (Himpass) menggelar aksi unjuk rasa pada Hari Jadi Kabupaten Sumenep ke-754.
Mereka meminta “kado” kepada Bupati Sumenep Achmad Fauzi Wongsojudo, SH, MH, berupa pemecatan Achmad Dzulkarnain sebagai kepala Dinas Sosial, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Dinsos P3A) Sumenep.
Dalam aksi yang digelar di depan Kantor Dinsos P3A Sumenep, Selasa (31/10/2023), Himpass menyuarakan ketidakpuasan mereka terhadap kinerja Dinsos P3A Sumenep yang dinilai buruk. Mereka menyatakan bahwa kepala dinas tersebut gagal dalam menerjemahkan visi-misi bupati Sumenep.
Korlap aksi, Andi Papa Burhanuddin, mengungkapkan sejumlah masalah yang menjadi alasan utama tuntutan pemecatan kepala Dinsos P3A Sumenep. Menurutnya, Dinsos P3A Sumenep tidak berhasil menyelesaikan berbagai permasalahan di Kabupaten Sumenep, seperti pengentasan kemiskinan, pengeluaran anggaran perjalanan dinas yang tinggi, dan maraknya kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak.
“Dari kenyataan yang ada ini, bagaimana program Dinsos P3A yang sejatinya bergerak di semua sektor yang saya sebutkan itu, selama ini kerja Dinsos ngapain?” tanya Andi Papa dalam orasinya.
Himpass juga menyoroti alokasi anggaran bantuan pemakanan lansia yang hanya mencapai Rp 900 juta, sementara anggaran perjalanan dinas jauh lebih besar. Menurut Andi, situasi ini mencerminkan kurangnya perhatian Dinsos P3A Sumenep terhadap kesejahteraan rakyat.
”Ini kan konyol, menunjukkan bahwa Dinsos tidak serius memikirkan persoalan kesejahteraan rakyat,” tambah Andi.
Dalam sektor penanganan kekerasan terhadap perempuan dan anak, Himpass juga menilai bahwa kinerja Dinsos P3A Sumenep tidak memadai. Banyak kasus pelecehan yang marak terjadi, dan mereka merasa bahwa Dinsos P3A seharusnya memiliki solusi yang lebih baik daripada sekadar sosialisasi.
Aksi demonstrasi ini juga ditandai dengan kekecewaan karena para aktivis tidak dapat bertemu dengan kepala Dinas Sosial P3A setempat. Akibat kekecewaan ini, massa aksi melempari kantor Dinsos P3A Sumenep dengan puluhan telur busuk, sambil meminta Bupati Achmad Fauzi Wongsojudo untuk memecat kepala Dinsos P3A.
“Tidak becus. Pecat Kepala Dinsos P3A,” teriak massa aksi Himpass.
Pihak keamanan kemudian berusaha meredam amarah demonstran yang sudah kadung kecewa akibat lemparan telur busuk, sehingga jalannya aksi tersebut menjadi kacau.
Kepala Dinsos P3A Sumenep, Achmad Dzulkarnain, menanggapi aksi tersebut dengan bijak. Ia menyatakan bahwa aksi demonstrasi merupakan salah satu bentuk kebebasan untuk menyampaikan pendapat. Ketika ditanya mengenai tuntutan massa aksi, Dzulkarnain enggan memberikan komentar lebih lanjut.
Aksi Himpass ini menjadi sorotan publik dan menunjukkan ketegasan para aktivis dalam menyuarakan tuntutan mereka terkait kinerja pemerintahan daerah, khususnya di bidang Sosial dan Perlindungan Perempuan dan Anak. (rj)