SUMENEP, maduranetwork.com – BPRS Bhakti Sumekar, sebuah Bank Perkreditan Rakyat Syariah yang merupakan badan usaha milik daerah (BUMD) di Sumenep, Madura, tengah mempersiapkan peluncuran program Kartu Santri. Program ini diharapkan akan membawa kemudahan bagi para santri dalam melakukan transaksi keuangan di pondok pesantren, serta memperkuat manajemen keuangan mereka.
Direktur Utama BPRS Bhakti Sumekar, Hairil Fajar, telah mengungkapkan bahwa program ini sedang dalam tahap perencanaan, namun pasti akan diluncurkan begitu semua persiapan telah matang.
Dalam konfirmasi yang dilakukan via WhatsApp dengan Direktur Utama BPRS Bhakti Sumekar, Hairil Fajar, ia mengklarifikasi bahwa program Kartu Santri akan segera diluncurkan begitu semuanya sudah siap. Salah satu hal yang menjadi fokus dalam persiapan program ini adalah bidang Teknologi Informasi (IT), karena program Kartu Santri akan sangat mengandalkan teknologi.
“Nanti akan diluncurkan jika semuanya sudah siap, dan perihal target dalam rencana kerja kita cantumkan namun bulan apa harus diskusi dulu dengan tim IT kita karena berbau teknologi,” jelas Hairil Fajar.
Sebelumnya, pada tanggal 18 Oktober 2023, BPRS Bhakti Sumekar telah mengadakan Focus Group Discussion (FGD) bersama Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama (ISNU) Sumenep. Dari FGD ini, diketahui bahwa terdapat 381 pondok pesantren (Ponpes) dan 48 ribu santri di wilayah tersebut. Manajemen keuangan di Ponpes dianggap sangat penting, dan kemudahan dalam melakukan transaksi di Ponpes dianggap esensial.
“Nanti kami akan melakukan sosialisasi dan silaturahmi ke pondok pesantren,” ungkap Hairil Fajar. Program ini tidak hanya akan memberikan Kartu Santri kepada para santri, tetapi juga memberikan solusi praktis untuk melakukan transaksi keuangan di Ponpes.
Dengan Kartu Santri ini, santri dapat dengan mudah berbelanja dan melakukan pembayaran di Ponpes mereka. Program ini diharapkan akan membantu dalam mempermudah transaksi sehari-hari para santri dan membantu dalam manajemen keuangan mereka.
Selain persiapan teknis, BPRS Bhakti Sumekar juga tengah mempersiapkan laporan kepada Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Laporan ini mencakup berbagai aspek, termasuk perencanaan dan keamanan Kartu Santri. Keamanan transaksi akan menjadi hal utama yang diperhatikan, termasuk masalah password dan keamanan Barcode dalam melakukan transaksi.
“Kalau pembuatan kartu santri yang juga bisa menjadi ATM tidak perlu memakan waktu lama, namun koordinasi ke OJK yang cukup memakan waktu lama,” tambah Hairil Fajar.
BPRS Bhakti Sumekar berkomitmen untuk menjalankan program Kartu Santri dengan tingkat keselamatan dan keamanan yang tertinggi. Mereka juga bekerja sama dengan OJK dalam memastikan bahwa semua aspek keuangan dan teknologi terpenuhi dengan baik.
Program Kartu Santri ini menjadi langkah yang inovatif dan positif dalam mendukung pendidikan dan manajemen keuangan santri di pondok pesantren Sumenep. Diharapkan bahwa dengan adanya Kartu Santri, para santri dapat lebih efisien dalam mengelola keuangan mereka, dan pondok pesantren di wilayah tersebut dapat menjadi lingkungan yang lebih modern dan terkoneksi secara teknologi. (sdm)