SUMENEP, maduranetwork.com – Calon wakil bupati (cawabup) nomor urut 1, KH Muh. Unais Ali Hisyam, mengungkapkan bahwa timnya tidak banyak memasang baliho dalam kampanye bersama calon bupati KH Muh. Ali Fikri, yang akrab disapa Mas Kiai. Ia menyatakan bahwa langkah tersebut dilakukan bukan karena kekurangan dana. “Jadi kami enggak pasang baliho banyak, bukan karena enggak punya duit,” ujarnya.
Kiai Unais menjelaskan bahwa banyak warga yang secara sukarela meminta desain untuk dicetak sendiri. Ia merasa bahagia mendengar respon spontanitas masyarakat yang merasa prihatin ketika melihat minimnya gambar calon. “Jadi ternyata enggak punya uang itu ada gunanya,” kata Kiai Unais. Dukungan ini menunjukkan adanya solidaritas yang kuat di antara masyarakat untuk mendukung pasangan FINAL ini.
Pengasuh Ponpes Ahlussunnah wal Jamaah (Aswaja) Ambunten ini merasa optimis bisa memenangkan Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati Sumenep 2024 meskipun logistik yang dimiliki terbatas. Ia menyebutkan bahwa situasi ini justru membuktikan bahwa banyak masyarakat yang bersedia berjuang sukarela demi perubahan di Sumenep.
“Yang paling membahagiakan dan membuat saya bersyukur adalah spontanitas dan respons masyarakat tentang perubahan ini betul-betul tulus dan organik. Mereka sosialisasi dengan sumbangan di antara warga. begitu juga dengan baliho-baliho, warga sukarela mencetak dan memasang sendiri,” ungkap Kiai Unais. Dengan dukungan yang kuat dari masyarakat, ia semakin yakin bahwa mereka bisa mengatasi segala tantangan dalam proses kampanye.
Kiai Unais juga mengklaim bahwa ia bersama Mas Kiai adalah pasangan calon dengan logistik paling minim di Pilbup 2024. Ia menyadari bahwa harta mereka kalah dibandingkan pasangan calon lainnya, tetapi ia menganggap situasi ini menguntungkan. “Justru karena kita pas-pasan, insya Allah kalau menang tidak bisa didikte oleh siapa pun,” tuturnya.
Dengan keyakinan bahwa pemerintahan yang baik harus berpihak pada rakyat, Kiai Unais optimis bahwa jika terpilih, mereka akan menjalankan tugas berdasarkan kepentingan masyarakat, bukan hanya kepentingan para pemilik modal. Menurutnya, ini adalah kesempatan untuk menciptakan perubahan yang nyata di Sumenep. (rba)