SUMENEP, maduranetwork.com – Angka pengangguran di Kabupaten Sumenep masih menjadi pekerjaan rumah (PR) pemerintah paling ujung timur Madura.
Dalam sebuah survei yang dirilis Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) kerjasama dengan Universitas Brawijaya (Unibraw) Malang Oktober 2022, posisi teratas program Pemerintahan Sumenep yang dinilai publik belum berhasil adalah soal pengangguran yang mencapai 31,4 persen.
Menanggapi hasil survei tersebut, Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu dan Tenaga Kerja (DPMPTSP dan Naker) Kabupaten Sumenep, Dr R. Abd. Rahman Riadi, SE, MM mengklaim bahwa program dalam upaya mengatasi pengangguran di daerahnya sudah sukses. Menurut dia, hal itu berdasarkan data sensus Badan Pusat Statistik (BPS) yang
Dari data sensus BPS, tingkat pengangguran terbuka (TPT) Kabupaten Sumenep mengalami penurunan yang signifikan dari tahun 2020 hingga tahun 2022. Pada tahun 2020, TPT Sumenep mencapai angka 2,84, kemudian turun menjadi 2,31 pada tahun 2021. Pada tahun 2022, TPT Sumenep mencatatkan angka terendah se-Jawa Timur, yaitu 1,36.
“Untuk angka pengangguran, justru Kabupaten Sumenep, TPT-nya terendah se-Jawa Timur. Itu berdasarkan survei BPS. Karena BPS itu lembaga survei yang diakui negara berdasarkan undang-undang negara,” jelasnya.
Sementara itu, Inyoman Sudirman yang mengkaji persoalan pengangguran di kabupaten Sumenep, mengatakan bahwa perlu dilakukan analisis lebih lanjut untuk memahami faktor-faktor yang berkontribusi terhadap penurunan TPT tersebut, serta perlu pihak dinas terkait mengurai kendala-kendala soal angka pengangguran di kabupaten Sumenep.
Ia berharap DPMPTSP dan Naker Kabupaten Sumenep dapat mempertimbangkan langkah-langkah strategis untuk meningkatkan kesempatan kerja dan mengurangi tingkat pengangguran di wilayah tersebut.
“Dengan PTP terendah se Jatim bukan berarti pekerjaan DPMPTSP dan Naker selesai. Saya berharap perlu membangun sistem pemantauan dan evaluasi yang efektif untuk mengukur dan memantau kemajuan dalam pengurangan pengangguran serta mempertahankan tingkat TPT Sumenep yang rendah se-Jatim,” ujarnya.
Menurutnya, kesesuaian data, fakta dan yang dirasakan masyarakat dilapangan, perlu juga diurai secara detail
(Sultan)