Letih. Begitu kesan pertama yang tersirat pada wajah Dr H Saiful Hadi M.Pd, ketika ditemui Rasul Junaidy dan Suhairi Rachmad dari Madura Network di kampus IAIN Madura, Pamekasan, Sabtu (21/1).
Maklum pria murah senyum ini baru saja menghadiri pengukuhan dua guru besar baru IAIN Madura. Yaitu, Prof Dr Muhamad Zahid, M.Ag, di bidang ilmu Ulumul Quran dan Prof Dr Zainuddin Syarif, M.Ag di bidang ilmu Pemikiran Politik Islam.
Saiful Hadi bukanlah orang baru di IAIN Madura. Ia dilantik menjadi rektor IAIN Madura pada Rabu, 27 April 2022 untuk periode 2022-2026. Pria ini memiliki pengalaman dan dedikasi tinggi untuk meningkatkan kualitas IAIN Madura. Bahkan, ia punya tekad kuat mengubah status IAIN Madura menjadi Universitas Islam Negeri atau UIN.
Saiful -begitu panggilan akrabnya- mengaku miris jika terdapat pandangan masyarakat yang menilai pendidikan keagamaan bukan pada level yang utama. “Ini merupakan anggapan yang perlu diluruskan. Padahal, IAIN Madura mampu mencetak mahasiswa yang bisa bersaing di dunia kerja,” tegasnya.
Misalnya sejak tiga bulan terakhir, pihaknya mencoba melakukan upaya-upaya, salah satunya bekerja sama dengan BNSP agar lulusan ilmu-ilmu keagamaan minimal memiliki sertifikat kompetensi sesuai dengan SKKNI. “Artinya kita tambah lulusan IAIN Madura dengan sertifikat kompetensi,” ujarnya.
Ia mencontohkan, Fakultas Tarbiyah ada kemungkinan untuk menerbitkan sertifikat kompetensi instruktur pelatihan atau sertifikat kemampuan untuk merancang bahan-bahan ajar berbasis teknologi. Dengan demikian, tahun 2023 ini pihaknya menargetkan terbentuk Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP).
Menjadi orang nomor satu di IAIN Madura merupakan amanah yang harus diemban dengan penuh tanggung jawab. Dia yakin mampu melewati tantangan yang dihadapi asalkan mendapat dukungan semua pihak.
Hal tersebut tentu bukan sekadar omong kosong. Untuk melakukan tugas dan wewenang dengan baik, Saiful telah banyak makan garam kehidupan terkait dunia kampus. Ia beberapa kali menduduki jabatan strategis sebagai bekal berharga menjadi rektor.
Pada 2003, Saiful tercatat sebagai kepala perpustakaan. Ia mengelola buku-buku perpustakaan dan menata buku-buku yang berada di luar. Ia ingin menciptakan perpustakaan yang ramah terhadap mahasiswa dan pengunjung.
Setelah itu, dia mengabdi sebagai volunteer Pusat Pengabdian dan Pelatihan kepada Masyarakat (P3M) STAIN Pamekasan mulai 2004 hingga 2014. Tidak hanya sampai di situ, lelaki yang juga Asesor Badan Akreditasi Nasional Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Non Formal (BAN PAUD dan PNF) Provinsi Jatim ini dipercaya memimpin Kaprodi MPI sejak 2014 – 2018. Setelah itu, menjabat ketua Lembaga Penjaminan Mutu (LPM) IAIN Madura.
Sebelum bergabung di IAIN Madura, Saiful mengaku pernah menjadi guru sekolah dasar (SD) di Pamekasan. “Saya tidak menyangka akan menduduki jabatan tertinggi di IAIN Madura,” pungkasnya. (*)