BANGKALAN, MaduraNetwork.com – Anggota Fraksi Kebangkitan Bangsa (FKB) DPR RI asal Bangkalan, H Syafiuddin, S.Sos, MH menganggap tak ada lawan yang abadi dalam setiap proses politik. Dalam berpolitik, kata ketua DPC PKB Bangkalan itu yang ada hanya kawan yang abadi.
Hal itu ia sampaikan saat menerima Madura Network sebelum dirinya diwisuda sebagai magister hukum di Universitas Trunojoyo Madura, Sabtu, 18 Maret 2023. “Saya ingin meminimalisir yang mengatakan bahwa tidak ada lawan dan kawan yang abadi, hanya kepentingan yang abadi. Saya tidak suka paradigma itu. Semua adalah kawan abadi, tidak ada yang bukan kawan,” tegas Syafiuddin.
Disinggung perolehan kursi DPRD Bangkalan pada Pileg 2024, anggota Komisi V DPR RI optimis ada peningkatan. Dipercaya sebagai ketua DPC PKB Bangkalan, dia mengaku punya resep khusus untuk kembali membesarkan PKB sebagaimana Pemilu 2004 silam, dimana PKB menjadi single majority di DPRD Bangkalan dengan raihan 24 kursi.
”Meski tidak harus 24 kursi, setidaknya kejayaan PKB kembali harus saya torehkan sebagai pemenang,” katanya. Strategi yang dilakukan sudah berlangsung tiga tahun silam saat dirinya dipercaya sebagai ketua DPC PKB Bangkalan.
“Secara sosio kultural masyarakat Bangkalan itu adalah PKB. Ada strategi bagaimana hati masyarakat Bangkalan teringat kembali kepada masa sejarah kebesaran PKB. Untuk itu, saya minta seluruh pengurus PKB dari semua tingkatan, baik ranting sampai cabang untuk lebih intens turun ke bawah melakukan pendekatan-pendekatan secara hati nurani. Kita sosialisasi kepada masyarakat betapa pentingnya kalau pimpinan dewan dipegang PKB,” urainya.
“Jadi strategi kami adalah politik kehadiran di tengah masyarakat. Ketika masyarakat mengalami kesulitan seluruh kader PKB harus hadir di tengah-tengah masyarakat. Jangan sampai menunggu bola, tapi harus menjemput bola,” pesannya.
Soal “disharmoni” NU dan PKB, Syafiuddin mengaku hal tersebut diharapkan tidak berkelanjutan. Sebab, bagaimanapun PKB harus berbakti kepada NU sebagai orangtuanya. Lantaran PKB lahir dari rahim bernama NU. Semuanya harus mendarmabhaktikan kepada NU. “Kami sering melakukan kolaborasi dan sinergi dengan para nahdliyin,” katanya.
Soal NU, ia masih ingat pesan Muhaimin Iskandar ketika dirinya dilantik. “Gus Muhaimin bilang begini, yang kamu rawat itu bukan PKB Pak Syafi, yang kamu rawat adalah Nahdlatul Ulama. Ingat bukan PKB!. Jadi kamu rawat NU, baru kamu rawat PKB. Sebelum kamu rawat NU, kamu jangan rawat PKB,” ujarnya mengingat pesan ketua DPP PKB.
Sementara soal kontestasi caleg DPRI RI dapil Madura, ia sudah berinteraksi dengan tokoh se Madura, baik ulama, umara, dan tokoh blateran. Kalau selama ini lumbung suara terpusat di Bangkalan, Pileg 2024 diharapkan merata di ketiga kabupaten lannya, seperti Sumenep, Pamekasan, dan Sampang.
“Kalau suaranya besar di Bangkalan, itu namanya jago kendang. Saya tak ingin menjadi jago kendang,” katanya sambil melepas senyum. Selain ulama dan umara, sambung Syafiuddin, tokoh blateran dinilai memiliki kharisma dan pengaruh yang juga kuat di masyarakat. “Tapi itu hanya ada di Sampang dan Bangkalan,” ujarnya.
Kepada masyarakat Madura, dia berharap mensukseskan Pemilu 2024 dengan cara yang tidak menodai hal-hal yang kotor. “Kami berharap semua partai peserta pemilu tidak melakukan hal-hal yang kotor. Jadi politik PKB itu adalah politik persahabatan, kerakyaan dan politik kehadiran,” pungkasnya. (rd)