Inovasi Peternakan di Sampang, Limbah Ternak Diolah menjadi Nilai Ekonomi

Uncategorized510 Dilihat

SAMPANG, maduranetwork.com – Pj Bupati Sampang, Rudi Arifiyanto, S.Sos. MA, MSE, melakukan kunjungan ke kandang ternak kambing dan sapi milik Pj Kepala Desa Kodak, Kecamatan Torjun, pada Selasa (12/3/2024). Kunjungan ini bertujuan untuk meninjau potensi di tengah masyarakat yang dapat diinovasi menjadi nilai tambah perekonomian.

Di kandang milik Pj Kepala Desa Dofir, terdapat sebanyak 30 ekor kambing dan 2 ekor sapi. Limbah kotoran dan kencing hewan ternak tersebut akan dimanfaatkan menjadi pupuk organik cair dan bio gas.

“Di sekitar sini, banyak peternak sapi dan kambing, limbah kotoran hewannya sangat mubazir. Kami akan dibantu oleh Pemerintah Daerah melalui Pj Bupati untuk melakukan inovasi teknologi agar limbah tersebut dapat diolah menjadi hal yang memiliki nilai ekonomi,” ungkap Pj Kades Kodak Dofir.

Menurutnya, dalam sehari, kambing dapat menghasilkan kencing sekitar setengah liter, sedangkan sapi sekitar satu liter. Dengan jumlah ternak yang dimiliki, limbah yang dihasilkan dapat mencapai sekitar 17 liter.

“Penting bagi kami untuk mengolah limbah ini menjadi pupuk organik cair karena limbah yang terbuang akan sangat disayangkan,” tambahnya.

Para peternak lain di desa tersebut juga tertarik untuk melakukan inovasi serupa agar limbah yang sebelumnya terbuang dapat bermanfaat untuk meningkatkan perekonomian masyarakat.

Pj Bupati Sampang Rudi Arifiyanto menyampaikan bahwa kedatangannya bertujuan untuk menghubungkan para peternak dengan inovasi yang dapat meningkatkan nilai ekonomi.

“Program ekonomi kemasyarakatan harus didorong agar meningkat, seperti mengolah kencing hewan ternak menjadi pupuk organik cair,” ungkapnya.

Rudi Arifiyanto juga mengusulkan skema di mana setiap orang dapat menyetor kencing hewan ternaknya dan mendapatkan kupon pupuk sebagai imbalannya. Program ini akan didorong oleh badan usaha milik daerah (BUMD) dan badan usaha milik desa (BUMDes).

Selain itu, kotoran sapi juga dapat diolah menjadi bio gas, yang dapat digunakan sebagai bahan bakar memasak.

“Prinsipnya adalah memanfaatkan limbah yang selama ini dibuang untuk meningkatkan nilai ekonomi. Kami akan terus melakukan koordinasi untuk mengembangkan program ini dalam tiga bulan ke depan,” pungkasnya. (sa)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *