SUMENEP, maduranetwork.com – Huruf ba’ dalam abjad hijaiyah sering kali dianggap hanya sebagai salah satu huruf dalam urutan, tepatnya di nomor dua setelah alif. Namun, bagi orang-orang yang memiliki pemahaman mendalam, terutama para ulama, ba’ memiliki makna yang sangat istimewa. Ulama kharismatik asal Rembang, KH. Ahmad Bahauddin Nursalim (Gus Baha), memberikan penjelasan filosofis tentang keistimewaan huruf ba’ yang tidak hanya sekadar simbol, tetapi memiliki makna yang dalam.
Ba’ sebagai Titik Awal Segala Wujud
Gus Baha menjelaskan bahwa ba’ memiliki kedudukan yang sangat penting, salah satunya karena menjadi huruf pertama dalam lafal “Bismillahirrahmanirrahim”, yang merupakan pembukaan dalam setiap surat Al-Qur’an.
Menurutnya, pemilihan huruf ba’ sebagai permulaan menunjukkan bahwa segala sesuatu yang ada di dunia ini berasal dari satu titik yang tunggal. Hal ini menggambarkan bahwa Allah SWT adalah Dzat Yang Maha Esa dan Sumber dari segala makhluk.
“Kenapa Al-Qur’an dimulai dari Ba’ dan ba’ dimulai ada titiknya satu?” tanya Gus Baha dalam penjelasannya, seperti yang dikutip dari tayangan YouTube @ SepertigaMalam420. Ia menjelaskan bahwa titik pada huruf ba’ ini melambangkan awal dari semua ciptaan, mengingat semua gambar dan bentuk yang kita buat dimulai dari satu titik yang sama.
Analogi dan Makna Mendalam
Gus Baha melanjutkan penjelasannya dengan analogi sederhana. Ia mengatakan, “Ketika kita menggambar apa saja, baik itu gambar yang jelek ataupun bagus, tetap dimulai dari satu titik.” Hal ini menggambarkan bahwa wujud pertama yang muncul di alam semesta pun dimulai dari satu titik, yang kemudian berkembang menjadi berbagai bentuk dan makhluk yang beragam.
Menurut Gus Baha, titik pada huruf ba’ ini juga memiliki makna simbolis yang menunjukkan bahwa segala sesuatu yang ada, baik itu dunia maupun alam semesta, bermula dari Tuhan yang Maha Tunggal.
Ba’ Sebagai Muara Segala Ilmu
Selain itu, dalam pandangan sebagian kalangan sufi, huruf ba’ dianggap sebagai penyimpan rahasia segala ilmu. Dalam konteks ini, Ba’ bukan hanya sebagai huruf, melainkan sebagai pintu menuju pemahaman yang lebih dalam tentang kehidupan, alam semesta, dan Tuhan. Seperti yang dijelaskan oleh Muhammad ‘Utsman al-Mirghani dalam karyanya Taj al-Tafāsir li Kalām al-Malik al-Kabīr, seluruh kandungan Al-Qur’an terhimpun dalam surah al-Fatihah, yang pada gilirannya terdapat dalam penggalan Bismillahirrahmanirrahim, dan rahasia itu ditemukan dalam huruf ba’.
Makna Ba’ dalam Tafsir Sufi
Pandangan ini diungkapkan juga oleh tokoh besar dalam tasawuf, Imam al-Khomeini, yang menyebutkan bahwa titik pada huruf ba’ menyatukan makna dari seluruh Al-Qur’an secara kolektif (jam’ al-jam’ al-Qur’ani). Bagi para pengikut aliran ‘irfani (tasawuf filosofis), huruf ba’ adalah salah satu komponen utama dalam memahami makna Basmalah secara holistik.
Huruf sin yang mengikuti ba’, menurut pandangan ini, tidak dapat berdiri sendiri tanpa ba’, karena ba’ memberikan dasar yang kokoh bagi pemahaman terhadap kesatuan Allah dalam segala ciptaan-Nya.
Pesan dari Hadis Sufistik
Dalam sebuah riwayat dari Abu Sa’id al-Khudri, diceritakan bahwa Rasulullah SAW bersabda mengenai makna huruf dalam Bismillah: “Huruf ba’ berarti bahâ’ullah (Keagungan Allah), sin berarti sanâ’ullah (Kemuliaan Allah), dan mim berarti mamlakatullah (Kerajaan Allah).” Hadis ini, yang termaktub dalam kitab al-Gunyah karya Syaikh Abdul Qâdir al-Jîlanî, seorang sufi terkenal, menegaskan betapa pentingnya memahami setiap huruf dalam Al-Qur’an dengan makna yang mendalam.
Penutup
Dari penjelasan Gus Baha dan para ulama lainnya, jelas bahwa huruf ba’ bukan sekadar huruf dalam rangkaian abjad, tetapi memiliki makna dan filosofi yang mendalam. Ba’ sebagai huruf pertama dalam pembukaan Al-Qur’an menjadi simbol dari titik awal segala ciptaan, dari Tuhan Yang Maha Esa, yang melahirkan segala bentuk wujud dan ilmu pengetahuan.
Makna dan keistimewaan ba’ ini mengajak kita untuk lebih memahami dan meresapi setiap huruf yang ada dalam Al-Qur’an, serta menghubungkan kita dengan pencipta alam semesta. Sebagaimana Gus Baha mengajarkan, penting bagi kita untuk terus menggali makna dalam setiap ajaran agama, agar dapat hidup lebih bijaksana dan penuh pengertian. (sumber: Liputan6.com)