Kemenag Sumenep Berikan Penguatan Moderasi Beragama kepada Guru SD

Uncategorized58 Dilihat

SUMENEP, maduranetwork.com – Kepala Kementerian Agama (Kemenag) Kabupaten Sumenep, Abdul Wasid, memberikan penguatan moderasi beragama kepada para guru Sekolah Dasar (SD) di Kecamatan Ganding, Lenteng, dan Guluk-Guluk pada Kamis, 26 September 2024. Acara yang berlangsung di SDN Gadu Barat I ini dihadiri oleh puluhan guru dari berbagai SD di ketiga kecamatan tersebut.

Dalam sambutannya, Abdul Wasid menekankan pentingnya peran guru dalam menanamkan nilai-nilai moderasi beragama kepada siswa. “Sebagai pendidik, Anda memiliki tanggung jawab besar untuk membentuk karakter dan pemahaman anak-anak kita mengenai pentingnya toleransi dan kerukunan antar umat beragama,” ungkap Wasid.

Wasid menjelaskan konsep moderasi beragama dan bagaimana cara mengimplementasikannya dalam proses pembelajaran sehari-hari. Ia menjelaskan bahwa moderasi beragama bukan hanya tentang toleransi, tetapi juga tentang saling menghargai dan memahami perbedaan yang ada dalam masyarakat.

“Saya berharap, setelah mengikuti kegiatan ini, para guru dapat lebih memahami dan mengaplikasikan moderasi beragama dalam pendidikan, serta mampu menjadi agen perubahan dalam masyarakat,” harapnya.

Ia juga menekankan bahwa pendidikan moderasi beragama sangat penting untuk menciptakan generasi yang tidak hanya cerdas secara akademis, tetapi juga memiliki sikap toleran dan menghargai perbedaan. “Mari kita bersama-sama menciptakan generasi yang siap menghadapi tantangan global dengan sikap saling menghormati,” tambah Wasid.

Acara ini merupakan bagian dari program Kemenag Kabupaten Sumenep dalam mendukung terciptanya lingkungan pendidikan yang kondusif dan harmonis. Dengan penguatan moderasi beragama, diharapkan kerukunan antar umat beragama di Kabupaten Sumenep dapat semakin diperkuat.

Melalui inisiatif ini, Kemenag berkomitmen untuk terus mendukung para guru dalam mengimplementasikan nilai-nilai moderasi beragama, sehingga pendidikan di Kabupaten Sumenep tidak hanya mencakup aspek akademis, tetapi juga sosial dan kultural. (nod)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *