SUMENEP, maduranetwork.com – Ngontel atau naik sepeda ternyata diminati warga Sumenep. Ngontel mengingatkan kembali historia perjuangan bangsa Indonesia. Meski terbilang tua dan langka, tak sedikit pengontel yang memiliki sepeda buatan Belanda jenis dames dan hordok. Jenis sepeda ini dijumpai tahun 1880-an dan mulai banyak pada era 1910.
Nah, untuk menghimpun masyarakat yang gemar berolahraga sepeda ontel, di Sumenep dibentuk komunitas, yaitu Komunitas Sepeda Tua Indonesia (Kosti).
Berdirinya Kosti di Sumenep berawal dari beberapa orang yang memiliki kesamaan hobi mengoleksi sepeda tua jenis ontel. Berawal dari kecintaan itu, setiap Ahad, para penggemar sepeda kayuh ini mulai ngontel bersama. Kostum yang mereka pakai bernuansa perjuangan untuk menanamkan nilai-nilai kepahlawanan.
Bak gayung bersambut, akhirnya, Sabtu 7 Mei 2016, Kosti Sumenep dideklarasikan melalui musda di kantor Dinas Budaya, Pariwisata, Pemuda dan Olahraga (Disbudparpora) Sumenep. Berbagai perkumpulan hadir seperti Pesona Onthel, Nirwana Onthel Community (NOC), dan General Speed Pondok Pesantren Al-Amin Prenduan. Saat itu juga memilih pengurus masa bhakti 2016-2020.
Menurut Ketua Kosti Sumenep, H Khalis, SH, Kosti dibentuk sebagai wadah berhimpun bagi organisasi, komunitas atau klub perkumpulan sepeda tua dengan lintas suku, golongan, agama dan profesi.
Selain menyenangkan, naik sepeda dapat menjadi alat pemersatu bangsa karena pencintanya merupakan lintas agama, suku, golongan, latar belakang profesi dan pendidikan.
Eksistensi Kosti Sumenep sudah mulai dikenal di dunia internasional saat berpartisipasi pada acara Kongres dan Reli Asosiasi Sepeda Tua Internasional atau International Veteran Cycle Association (IVCA) 2018 di Denpasar, Bali, 12-16 April 2018 yang diikuti 30 negara.
Ajang tersebut merupakan parade sepeda tua terbesar di dunia. Apalagi Indonesia dikenal sebagai negara yang memiliki penggemar sepeda tua terbanyak di seluruh dunia. (mrj)