Oleh: Moh. Rasul Junaidy
Hari Raya Idul Fitri, atau yang lebih dikenal sebagai Lebaran, telah tiba kembali. Perayaan ini tidak hanya menjadi momen penting bagi umat Muslim sebagai penutup bulan suci Ramadan, tetapi juga menjadi refleksi mendalam tentang identitas, integrasi sosial, dan stabilitas politik suatu bangsa. Di tengah keberagaman budaya dan keyakinan, Lebaran menonjol sebagai simbol kebersamaan, persaudaraan, dan toleransi.
Lebaran bisa dimaknai sebagai momen puncak dari ibadah puasa dan taqwa selama bulan Ramadan. Umat Muslim dari berbagai lapisan masyarakat bersatu dalam menjalankan kewajibannya, memperkuat ikatan keagamaan dan solidaritas di antara mereka. Tradisi saling memaafkan, memberi salam maaf, dan berkunjung ke rumah tetangga menjadi bagian tak terpisahkan dari perayaan ini, mencerminkan nilai-nilai persaudaraan yang mendalam.
Lebaran juga merupakan ajang untuk merayakan keragaman budaya yang kaya di berbagai negara. Di Indonesia, misalnya, Lebaran diwarnai oleh tradisi mudik, takbir keliling, dan berbagai hidangan khas Lebaran yang menjadi simbol kebersamaan dan kegembiraan. Adat istiadat dan ritual unik lainnya mencerminkan kekayaan budaya yang perlu dijaga dan dirayakan sebagai bagian integral dari identitas nasional.
Lebaran tidak hanya menjadi momen kebersamaan bagi umat Muslim, tetapi juga menjadi ajang untuk memperkuat hubungan antarumat beragama. Di negara dengan populasi yang majemuk, seperti Indonesia, Lebaran sering menjadi kesempatan untuk saling berbagi kebahagiaan dengan tetangga dan rekan-rekan dari berbagai keyakinan. Hal ini membantu memperkuat toleransi, pengertian, dan kerukunan antarumat beragama di masyarakat.
Lebaran juga memiliki dimensi politik yang penting dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Para pemimpin politik sering menggunakan momen ini untuk menunjukkan solidaritas dengan rakyat atau mengumumkan kebijakan penting. Namun, Lebaran juga mengingatkan akan pentingnya keadilan sosial dalam masyarakat, di mana tradisi memberikan zakat fitrah dan menyumbangkan makanan kepada yang membutuhkan menjadi bagian integral dari perayaan ini.
Sebagai simbol kemenangan atas ujian dan cobaan selama bulan Ramadan, Lebaran mengajarkan pentingnya kesabaran, ketekunan, dan kekuatan spiritual dalam menghadapi tantangan hidup. Perayaan ini bukan hanya tentang merayakan kesuksesan dalam menahan diri dari hawa nafsu, tetapi juga tentang merayakan kemenangan atas diri sendiri dan menguatkan ikatan dengan Tuhan.
Kesimpulannya, Lebaran adalah lebih dari sekadar perayaan keagamaan; itu adalah cerminan dari berbagai aspek dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Memaknai Lebaran sejati berarti memahami nilai-nilai keagamaan, memperkuat solidaritas sosial, merayakan keragaman budaya, menumbuhkan toleransi antarumat beragama, dan menghargai nilai-nilai keadilan sosial.
Dengan memahami dan menghargai berbagai dimensi ini, kita dapat memperkokoh ikatan kebersamaan dalam masyarakat dan membangun negara yang lebih adil, harmonis, dan sejahtera bagi semua warganya.
Selamat Hari Raya Idul Fitri, mohon maaf lahir dan batin. Taqabbalallahu minna wa minkum. (*)
Penulis adalah Pemimpin Umum (PU) Majalah Madura Network