SUMENEP, maduranetwork.com – Untuk memperkenalkan warisan budaya nusantara, sebanyak 522 siswa SMKN 1 Kalianget, Sumenep, mengikuti pelatihan dalam program Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5).
Dari 522 siswa tersebut dibagi dua kelompok. Sebanyak 251 siswa melakukan pelatihan membatik dan 271 siswa lainnya mengikuti pelatihan pembuatan belangkon. Pelatihan tersebut dibimbing langsung owner DK Batik. Moh. Toha, S.Pd.I.
Kepada maduranetwork, Moh. Toha menjelaskan bahwa program P5 bertujuan untuk menanamkan jiwa wirausaha dan meningkatkan kreatifitas siswa. “Sisi lainnya dari kegiatan membatik untuk memberikan keterampilan dan keahlian dasar tertentu sebagai rangsangan berwirausaha kepada siswa SMKN 1 Kalianget,” jelasnya, Selasa (14/2)
Alumni STKIP PGRI Sumenep ini menjelaskan kegiatan tersebut diharapkan siswa dapat terinspirasi untuk menjadi pengusaha, salah satunya melalui kerajinan batik tulis yang merupakan warisan seni budaya asli Indonesia
“Sekarang ini, batik tulis hampir dilupakan karena pengaruh batik printing. Batik printing memang prosesnya cenderung cepat dan simpel, meskipun hasilnya tetap beda. Jadi itulah semangat DK batik untuk terus memperkenalkan kepada siswa agar batik tulis lokal tetap terjaga khususnya di Sumenep,” ungkapnya.
Lebih lanjut mantan Ketum HMI Cabang Sumenep ini menjelaskan, bukan hanya batik tulis yg dikenalkan kepada siswa, tapi juga cara membuat blangkon yang dikenalkan bersama thinker bell, karena blangkon bagian dari warisan budaya yang juga harus tetap lestari.
“Cukup bersyukur karena adanya kesempatan untuk menggetuk tularkan pengalaman dan kreatifitas kepada generasi bangsa guna merawat kultur dan budaya lokal,” pungkasnya.
Salah seorang siswa mengaku senang mengikuti pelatihan tersebut. Menurutnya, kegiatan dalam program P5 itu sangat penting dalam melestarikan warisan budaya Indonesia.
“Kami sebagai generasi muda wajib menjaga kelestarian warisan nenek moyang kita. Batik dan belankon warisan yang perlu kita jaga. Selain itu, ternyata membuat batik itu menyenangkan,” ujar seorang siswa yang namanya enggan dipublikasikan. (sdm)