SUMENEP,maduranetwork.com- PKH adalah program pemberian bantuan tunai bersyarat yang diberikan kepada Keluarga Penerima Manfaat (KPM) dengan tujuan untuk mengurangi kemiskinan dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat yang di motori oleh dinas Sosial Kabupaten Sumenep
Namun program tersebut terkesan amburadul karena tidak tepat sasaran,hal itu diungkapkan oleh Fahmi Kusairi mahasiswa asal kepulauan Sapeken, ia mengaku sudah banyak mengantongi data KPM yang tidak tepat sasaran bahkan terkesan dikondisikan oleh oknum
“Hasil kajian kita berdasarkan temuan di bawah sembilan puluh persen KPM nya tidak tepat sasaran dan dokumentasi nya sudah kami kantongi” tegasnya
Lebih lanjut Fahmi menjelaskan bahwa KPM PKH rumahnya banyak yang sudah kramek, kamar mandi dalam, bahkan sudah pakai plafon,dan rata-rata masi kategori muda yang punya kuat bekerja dan punya penghasilan
“Saya bisa memastikan penerima PKH itu tidak masuk pada miskin esktrim” jelasnya
Buktinya yang tampak bahwa kemiskinan di Sumenep ini angkanya stagnan tidak naik secara signifikan sambung Fahmi.
“Harusnya angka kemiskinan disumenep itu berhasil di tekan melalui program PKH bukan sebaliknya, sehingga saya menyimpulkan bahwa PKH tidak ada dampaknya pada masyarakat” ujarnya
Masih kata Fahmi salah satu penyebabnya PKH tidak berdampak karena elemen yang bertugas tidak serius mengawasi baik dinsos yang membidangi, kordinator tingkat kabupaten,tingkat kecamatan maupun tingkat desa.
“karena saya yakin kalau semuanya bergerak,bekerja dari atas sampai bawah saya rasa akan tepat sasaran dan akan berdampak pada ke sajahteraan masyarakat”harapnya
Kabid Dayasos Dinsos P3A Sumenep, Agus Boedijanto mengaku bukan bidangnya saat dikonfirmasi
“Maaf bukan bidang saya,silahkan ke bidang yg menangani atau langsung ke kadis” ucap nya