Mathur Husairi, S.Ag, Satu-Satunya “Dewan” di Pulau Jawa

POLITIKA1040 Dilihat

BANGKALAN, MaduraNetwork.com – Anda masih ingat kasus penembakan aktvis anti korupsi Bangkalan di awal tahun 2015? Di luar tarik menarik kekuatan dan kepentingan politik yang kita baca dari kasus itu, ada sebuah hikmah penting yang tertinggal.

Ternyata, melawan rasa takut berguna untuk menumbuhkan keberanian. Keberanian merupakan satu di antara sifat unggulan yang perlu dimiliki setiap orang.

Keberanian itulah yang masih melekat pada diri seorang Mathur Husairi, S.Ag sampai hari ini, Dari aktivis “bermetamorfosis” menjadi anggota DPRD Provinsi Jatim tak mengubah ritme idealismenya membela kaum mustadh’afin. Kaum minoritas yang terpinggirkan. Kalau dulu bagaikan resi yang berteriak dari tepian “sistem”, kini dia masuk menjadi bagian “sistem” itu sendiri.

Mathur adalah politisi Partai Bulan Bintang (PBB) yang berhasil lolos mendapatkan kursi DPRD Provinsi Jatim dari daerah pemilihan (dapil) Madura. Mathur juga menjadi satu-satunya kader PBB yang berhasil duduk di kursi DPRD provinsi di Pulau Jawa.

“PBB itu kan partai kecil, partai gurem. PBB ini dianggap sebagai masyumi reborn. Dimana Ketua PBB Pak Yusril Ihza Mahendra merupakan anak ideologis Mohammad Natsir,” terang pria kelahiran Kalimantan Barat, 48 tahun lalu.

Bagi sebagian publik hal itu menjadi menarik. “Mengapa dari Madura, satu-satunya anggota DPRD provinsi yang lolos di Pulau Jawa,” katanya. Padahal dari sosio kultur, sejarah Masyumi di Madura tidak begitu kental. “Kalau Syarikat Islam ya, di Pamekasan,” ujarnya.

Mathur sendiri mengaku tidak memiliki kemampuan dalam menganalisis soal keberhasilannya meraih suara signifikan di Pileg 2019. “Saya sendiri juga tidak ngerti. Di Pileg 2019, saya memiliki banyak keterbatasan. Tapi saya berupaya keras bagaimana mendapat suara dan PBB dapat kursi,” katanya.

Memang, memahami Mathur beberapa waktu belakangan ini sama dengan memahami sebagian terpenting potret perjalanan dia sebagai aktivis anti korupsi. Ibarat lagu, “Masih Seperti Dulu”. Dengan segala tingkah politiknya, Mathur mencerminkan masih peduli dan berpihak kepada masyarakatnya di tengah kedahagaan akan perubahan. (rd)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *