SUMENEP, maduranetwork.com – Dikenal sebagai kota santri, Kabupaten Sumenep tercoreng oleh kehadiran “bisnis esek-esek”. Praktek mesum ini tersebar di sejumlah titik di pantai utara (Pantura) Kabupaten Sumenep, termasuk Taneros, dan kini sangat meresahkan warga.
Salah satu warga setempat mengungkapkan bahwa praktik prostitusi di beberapa titik, termasuk Pantura Taneros, sudah berlangsung sejak lama. Bahkan, tidak sedikit warga sudah mengetahuinya dan ini bukan lagi rahasia umum bagi masyarakat setempat.
“Kalau tempat prostitusi di Ambunten saya tahu dan itu sudah jadi rahasia umum,” kata SL saat ditemui media ini pada Rabu (10/7/2024). Ia menyebut bahwa tempat “bisnis haram” itu sudah ada sejak lama.
SL menambahkan bahwa warga dan camat Ambunten sempat mengecek langsung tempat itu dan memang benar bahwa ada tempat prostitusi.
“Dulu tempatnya di selatan jalan, tapi setelah itu ditutup oleh warga dan aparat. Sempat tidak ada kabar lagi mengenai kegiatan haram itu,” terangnya.
Menurut SL, praktek prostitusi itu kini marak lagi. “Cuma sekarang itu beda dengan dulu, kalau sekarang itu modusnya jual kopi, ada yang modusnya jual kelapa muda,” jelasnya.
SL juga menjelaskan bahwa perempuan yang siap melayani di tempat tersebut bervariasi dari yang muda hingga yang agak tua.
Seorang warga setempat yang tidak mau disebutkan namanya mengaku merasa khawatir dan takut anak-anaknya terpengaruh oleh pekerjaan seperti itu.
“Kalau dibilang mengganggu, sangat mengganggu, dan kami was-was pada anak-anak kami takut terpengaruh,” ujarnya.
Menurut pengetahuannya, para pekerja seks komersial di sana bukan hanya dari perantau, tetapi juga dari warga Sumenep.
Ia berharap pemerintah serius menangani persoalan prostitusi di Ambunten.