PAMEKASAN, maduranetwork.com – Tindakan politikus sayap kanan Denmark garis keras, Rasmus Paludan, yang membakar kitab suci umat Islam mendapat kecaman keras muslim seluruh dunia. Tak terkecuali muslim di Pamekasan.
Ratusan massa yang terdiri dari mahasiswa dan masyarakat menggelar aksi damai di Gedung DPRD Pamekasan, Jl Kabupaten 107 Pamekasan, Senin (30/1). Massa berasal dari sejumlah kelompok, diantaranya Ikatan Keluarga Tahfidz Alumni Banyuanyar (IKTAB), Forum Komunikasi Mahasiswa Santri Banyuanyar (FKMSB), Dewan Eksekutif Mahasiswa STAI Darul Ulum Banyuanyar, serta sejumlah komunitas maupun simpatisan pesantren lainnya.
Pantauan maduranetwork, massa berkumpul di area monumen Arek Lancor sekitar pukul 09.40 WIB. Mereka datang dengan menaiki truk dan membentangkan sejumlah poster bernada protes dan kecaman.
“Apa yang dilecehkan ini tidak main-main, bukan orang tua kita, bukan pula organisasi kita, bukan pesantren kita. Tapi yang dilecehkan ini merupakan pedoman kita semua, Al-Qur’an, kalamullah Rabb al-‘Alamin,” kata salah satu orator aksi, KH Abd. Aziz.
Massa memastikan bahwa aksi tersebut dilakukan murni berangkat dari nurani sebagai muslim. “Kita hadir kesini sebagai bentuk aksi nyata membela al-Qur’an pedoman kami, tidak ada unsur politik apapun,” tegasnya.
Untuk menjaga aksi tersebut, ratusan personel TNI dan Brimob disiagakan. Kabag Ops Polres Pamekasan, Kompol Bambang H mengatakan aparat polisi sudah menerima surat pemberitahuan demo tersebut. Total ada 500 orang yang akan mengikuti unjuk rasa.
Seperti diketahui, aksi damai dipicu aksi pembakaran Al Qur’an oleh seorang politisi anti imigran bernama Rasmus Paludan yang membakar salinan Al Qur’an pada 21 Januari 2023 di dekat Kedutaan Besar Turki, Kota Stockholm Swedia dan di Kopenhagen Denmark 27 Januari 2023. (sdm)