Oleh: Fahmi kusairi
Kader: HMI Universitas Bahaudin Mudhary Madura
Pemilu 2024, sebuah acara demokratis yang seharusnya menjadi perwujudan kehendak rakyat, tetapi bagaimana kemudian kita melihatnya dari sudut pandang kritis? Seiring mendekatnya momentum pesta demokrasi ini, banyak pertanyaan muncul tentang kualitas, keberlanjutan, dan integritasnya.
Salah satu kekhawatiran utama adalah polarisasi yang semakin meruncing di tengah masyarakat. Pemilu harusnya menjadi ajang di mana berbagai ide dan pandangan diperdebatkan secara sehat, namun, kita menyaksikan bahwa semakin banyak pemilih yang cenderung memilih berdasarkan afiliasi politik tanpa mempertimbangkan substansi program atau rekam jejak calon. Hal ini mengancam esensi demokrasi yang seharusnya memberikan wadah bagi dialog dan pemilihan berdasarkan informasi yang mendalam.
Pertanyaan serius juga muncul seputar keamanan dan integritas pemilu. Dalam era teknologi informasi, ancaman terhadap keamanan siber menjadi semakin nyata. Apakah sistem pemilihan kita cukup tangguh untuk menghadapi potensi intervensi dari pihak luar? Selain itu, masih adakah keyakinan yang cukup kuat dari masyarakat terhadap integritas proses pemilihan, mengingat insiden-insiden kecurangan yang terus muncul di pemilu-pemilu sebelumnya?
Partisipasi pemilih juga menjadi fokus perhatian. Meskipun demokrasi menuntut partisipasi aktif dari warga negara, namun, apakah masyarakat benar-benar merasa bahwa suara mereka dihargai? Ketidakpuasan terhadap sistem politik dapat memimpin pada tingginya tingkat abstensi pemilih, yang pada gilirannya merugikan proses demokrasi itu sendiri.
Selain itu, isu-isu terkait dengan ketidaksetaraan akses informasi dan kampanye yang mahal juga patut dipertanyakan. Apakah pemilu benar-benar mencerminkan keinginan rakyat ataukah lebih merupakan panggung bagi mereka yang memiliki sumber daya finansial yang besar?
Dalam menyongsong Pemilu 2024, kita perlu mengangkat semua isu-isu ini dengan penuh kritis. Pemilu bukan hanya tentang memilih pemimpin, tetapi juga tentang menjaga kesehatan dan keberlanjutan demokrasi itu sendiri. Kritik konstruktif dan pemantauan ketat perlu menjadi bagian integral dari proses ini untuk memastikan bahwa pesta demokrasi yang kita anjurkan benar-benar mewakili suara rakyat dan membangun fondasi demokrasi yang kuat.