Pentingnya Pendidikan Karakter dalam Membentuk Mahasiswa Ilmu Komunikasi Untag Surabaya yang Berkualitas

Opini110 Dilihat

Oleh: Radix Syafi Fakhri Leksono

 

Era globalisasi saat ini telah membawa banyak perubahan di sekeliling kita, baik perubahan positif maupun perubahan negatif. Perubahan-perubahan tersebut tidak bisa dibendung dan dihindari karena pada dasarnya kondisi ini terbentuk secara alami.

Bila perkembangan globalisasi dan teknologi yang semakin cepat tidak diikuti dengan pengetahuan dan pemahaman terkait bagaimana menghadapi perkembangan tersebut, dampak yang terjadi pada gilirannya akan mempengaruhi seorang dalam menjalani kehidupan.

Perubahan yang terjadi akibat globalisasi ini telah membawa pengaruh di berbagai sendi-sendi kehidupan. Perubahan globalisasi saat ini telat membawa dampak yang sangat serius yang berujung pada semakin lunturnya karakter seseorang. Selain itu, perubahan globalisasi juga menyebabkan krisis moral dan akhlak.

Contohnya ada sejumlah mahasiswa Untag Surabaya saat ini yang kurang memiliki moral dan akhlak yang baik. Krisis moral yang terjadi ini merupakan dampak dari kurangnya pendidikan karakter yang berakibat melahirkan berbagai perilaku negatif.. Hal ini dapat dilihat melalui sikap yang ditunjukkan oleh mahasiswa baru (maba) Untag saat melakukan interaksi dengan sesama, bahkan dengan orang yang lebih tua.

Misalnya, rendahnya rasa hormat mahasiswa kepada dosen, penggunaan bahasa yang kurang sopan,, dan berbagai bentuk perilaku buruk lainnya, misalnya pergaulan bebas, pencurian, penyalahgunaan obat-obatan terlarang, dan lain sebagainya. Kondisi ini menjadi PR serius yang harus mendapat perhatian dari erbagai pihak, baik pimpinan universitas (rektor) maupun civitas akademika Universitas 17 Agustus Surabaya. Lalu apa yang harus dilakukan?

Untuk menumbuhkan mahasiswa yang unggul dan berkualitas di era mondial ini, maka diperlukan penguatan karakter yang berkualitas melalui pendidikan karakter. Pendidikan karakter perlu diimplentasikan sejak dini dalam kehidupan sehari-hari.

Pendidikan karakter adalah suatu sistem pendidikan yang memiliki tujuan untuk menanamkan nilai-nilai karakter kepada peserta didik yang mana didalamnya terdapat komponen pengetahuan, kesadaran atau kemauan, dan tindakan untuk melakukan nilai-nilai tersebut,

Pendidikan karakter ini berfungsi untuk membentuk karakter generasi muda saat ini sehingga dapat menjadi pribadi yang bermoral, berakhlak mulia, bertoleransi, tangguh, dan tentunya memiliki perilaku yang baik.

Pendidikan karakter sangat penting diberikan kepada mahasiswa Untag saat ini agar mereka menjadi mahasiswa yang dapat membangun bangsa yang tangguh di tengah perkembangan zaman yang semakin cepat.

Untuk dapat mencapai tujuan tersebut maka sebagai generasi muda harus memiliki sikap-sikap seperti jujur, toleransi, disiplin, kerja keras, kreatif, mandiri, demokratis, tanggung jawab, peduli sosial, religus, dan lain sebagainya.

Ada begitu banyak aspek yang dapat membentuk karakter seseorang mulai dari lingkungan terdekatnya, seperti keluarga, masyarakat, maupun kampus. Keluarga merupakan contoh bagi seorang anak dalam berperilaku karena karakter seorang anak tumbuh dari keluarganya.

Keluarga tempat pertama kalinya dimana karakter karakter seseorang terbentuk. Dimana di dalam keluarga seseorang di didik dan diajarkan nilai-nilai kehidupan untuk pertama kalinya.

Apabila keluarga mengajarkan anak perilaku yang baik, maka anak tersebut juga akan memiliki perilaku yang baik juga dan begitu juga sebaliknya. Apabila anak telah di didik untuk berperilaku baik dengan cara yang tepat, maka anak tersebut juga akan menggambarkan jati diri yang baik pula ketika berada di luar rumah atau lingkungan masyrakat.

Selain keluarga, masyarakat juga penting bagi seorang anak dalam membentuk karakter atau perilakunya.

Apabila seseorang bergaul dengan lingkungan masyarakat yang tepat, maka seorang anak juga akan mendapat pengaruh positif dari lingkungan masyarakat tersebut dan begitu pula sebaliknya. Maka peran keluarga di sini sangat penting dalam mengawasi lingkungan pergaulan anak.

Salah satu tempat yang dapat dijadikan sebagai solusi dalam membentuk generasi muda yang berkarakter adalah kampus. Kampus merupakan salah satu tempat yang dapat digunakan untuk berpikir secara krisis dan kampus merupakan tempat yang dapat digunakan untuk mencerdaskan generasi muda sekaligus membentuk karakternya.

Guna mewujudkan generasi muda milenial yang berkualitas melalui pendidikan karakter diperlukan keterlibatan dari semua lapisan, baik keluarga, masyarakat dan lingkungan kampus. Semua lapisan harus bersama sama memberikan kontribusinya dalam mewujudkan generasi muda yang berkualitas melalui pendidikan karakter.

Keluarga dapat mengajari anak-anak mereka sejak dini tentang nilai-nilai moral dalam masyarakat, keluarga harus dapat memberikan contoh yang baik kepada anak-anak mereka.

Adapun yang dapat dilakukan oleh keluarga untuk membentuk karakter anak seperti membiasakan anak pamit saat akan keluar rumah, membiasakan anak untuk berperilaku sopan santun kepada orang yang lebih tua, dan lain sebagainya.

Selanjutnya, masyarakat juga memiliki peranan yang tidak kalah penting dalam mewujudkan generasi muda yang berkualitas melalui pendidikan karakter.

Masyarakat dapat menjadi teladan atau memberikan contoh yang baik, mengajak, dan melarang seorang anak dalam melakukan perbuatan. Contoh perilaku masyarakat yang dapat membentuk karakter anak seperti membiasakan diri untuk ikut serta dalam kegiatan kemasyarakatan seperti gotong royong atau kerja bakti membersihkan lingkungan sekitar, membiasakan anak untuk tidak membuang sampah sembarangan, membiasakan anak untuk tidak mencoret-coret dan merusak fasilitas umum, menegur seorang anak yang melakukan perbuatan yang tidak baik, dan lain sebagainya.

Selain keluarga dan masyarakat pihak yang memiliki peranan yang sangat penting untuk membentuk karakter generasi muda saat ini adalah kampus. Perilaku yang dapat diterapkan di kampus antara lain seperti membiasakan mahasiswa mendengarkan dosen saat menjelaskan materi dan mengumpulkan tugas tepat waktu. Selanjutnya membiasakan mahasiswa untuk berbicara dengan bahasa yang baik dan santun, dan membiasakan mahasiswa untuk membudayakan salam, sapa, dan senyum, dan masih banyak lagi.

Dalam proses pengimplementasinya, Pendidikan karakter harus dibentuk dengan cara yang memuat aspek-aspek afektif, kognitif,dan psikomotorik dimana ketiganya harus berjalan beriringan dalam proses pendidikan.

Sebagai contoh dari wujud impementasi ketiga hal tersebut adalah ketika seseorang telah menjadi seorang yang cerdas dalam proses pembelajaran di kelas, orang tersebut juga harus memiliki akhlak yang baik, dan juga aktif dalam mengikuti kegiatan non-akademik misalnya seperti mengikuti UKM. Seseorang yang cerdas tanpa memiliki sikap yang baik maka kecerdasan akan pengetahuan yang didapatkan dapat menurunkan nilai-nilai luhur pada dirinya.

Melemahnya karakter atau kepribadian generasi muda tersebut tidak berpotensi membangun bangsa yang maju.

Kesimpulannya, untuk membangun bangsa yang kuat dan tangguh diperlukan generasi muda yang tidak hanya cerdas tetapi juga bermoral. Apa gunanya berpendidikan, akan tetapi tidak bermoral. Melalui pendidikan karakter seseorang akan belajar bagaimana bersikap dan bertingkah laku di dalam kehidupan bermasyarakat. Pendidikan yang baik adalah pendidikan yang berkarakter. Semua tindakan yang dilakukan oleh seseorang adalah cerminan dari dirinya.

*) Mahasiswa FIkom Untag Surabaya

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *