Perbedaan Diabetes Gula dan Diabetes Air, Serupa tapi Tak Sama

SUMENEP1405 Dilihat

SUMENEP, maduranetwork.com – Perbedaan diabetes gula dan diabetes air hampir mirip atau serupa tapi tak sama.

Keduanya, baik diabetes gula atau diabetes air memiliki gejala yang sama seperti rasa haus berlebihan dan sering buang air kecil tetapi berbeda dalam penyebab dan pengobatannya.
Baik diabetes air/insipidus dan diabetes gula/melitus memiliki nama depan yang sama. Kedua kondisi tersebut juga memiliki beberapa gejala yang sama.
Tapi yang menarik, keduanya tidak berhubungan satu sama lain. Salah satunya disebabkan karena konsentrasi gula yang tidak diatur dalam darah dan yang lainnya terkait dengan konsentrasi urin.
Diabetes gula/mellitus adalah suatu kondisi yang dapat berkembang karena peningkatan konsentrasi gula darah dan kesulitan dengan hormon yang disebut insulin.
Peningkatan kadar glukosa dalam darah dalam waktu lama dapat merusak berbagai organ tubuh, mengganggu metabolisme, bahkan dapat menyebabkan perubahan kimiawi darah.
Hormon ini membantu mempertahankan air dengan mengurangi jumlah air yang hilang melalui ginjal. Ketika hormon ini tidak cukup diproduksi, dapat mengakibatkan sejumlah besar air dibuang keluar dari tubuh.
Inilah persamaan antara diabetes gula dan diabetes air:
Kedua kondisi tersebut sangat berbeda dalam faktor penyebabnya, namun, keduanya dapat meniru satu sama lain dalam beberapa hal. Berikut ini adalah beberapa persamaan.
1. Keduanya menyebabkan rasa haus yang berlebihan dan sering buang air kecil
2. Keduanya dipengaruhi oleh hormon. Pada diabetes melitus terdapat kesulitan insulin dan pada diabetes insipidus terdapat masalah pada hormon antidiuretik.
3. Keduanya dapat menyebabkan kelelahan dan kelemahan yang ekstrim. Pada diabetes melitus penyebabnya bisa jadi kurang energi karena metabolisme glukosa yang buruk dan pada diabetes insipidus, lemas bisa karena dehidrasi.
4. Kedua kondisi tersebut memiliki jenis, dan keduanya dapat disebabkan oleh ketidakmampuan tubuh memproduksi hormon atau daya tahan tubuh terhadap hormon tersebut.***

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *