Qatar 2022

SISI LAIN404 Dilihat

Oleh: Moh. Rasul Junaidy

SALAH satu ”prestasi” saya selama gelaran Piala Dunia FIFA 2022 di Qatar, 20 November – 18 Desember adalah kemampuan meramal siapa yang akan menjadi juara. Tebakan tersebut saya rilis bukan saat partai final tengah berlangsung, melainkan jauh-jauh hari sebelum turnamen sepak bola internasional empat tahunan itu digelar. Seingat saya, awal-awal bulan November 2022.

Sempat kecewa ketika menyerah kepada Arab Saudi dalam fase grup, tak menyurutkan feeling saya berubah. Melalui drama tendangan di titik putih, akhirnya Argentina menjadi kampium sepak bola 2022 setelah di final mengalahkan Perancis, di Stadion Lusail, Qatar, Ahad, 18 Desember 2022. Seperti Anda tahu,

Argentina sendiri cukup lama berpuasa menjadi juara dunia selama 36 tahun. Terakhir, tim berjuluk Albiceleste itu menjadi juara dunia tahun 1986 di Mexico. Dan, pertama menjadi juara dunia pada tahun 1978 saat dipercaya sebagai tuan rumah.

Prediksi saya tentu tidak bisa disamakan dengan Athos Salome, pria 36 tahun asal Brazil yang terkenal karena keterampilan meramalnya. Pada perhelatan bola terbesar di Qatar, Athos juga turut meramal. Awal November 2022, ia meramal bahwa Argentina dan Perancis melaju ke final. Tebakannya tidak meleset, Argentina juaranya.

Kelihaiannya meramal beberapa hal juga terbukti, seperti adanya pandemi Covid-19, invasi Rusia ke Ukraina hingga kematian Ratu Elizabeth II. Athos sendiri menjelaskan bahwa ramalan yang ia buat itu berdasarkan sistem yang disebut Kabbalah, dengan menganalisis probabilitas matematis. Agak panjang kalau diurai di sini. Kalaupun ditulis, (maaf) Anda juga tidak akan paham.

Ramalan Athos jauh berbeda dengan prediksi saya yang didorong dan terbawa arus sikap mental, moral, dan kemanusiaan. Pembelaan saya kepada Lionel Messi teragitasi oleh nama besarnya, oleh kerinduan pada prestasinya. Itu saja. Singkatnya, saya merasa simpati dan kasihan sekali kepadanya.

Selama tiga dekade karir gemilangnya, ia mampu memenangkan 37 trofi klub, tujuh penghargaan Ballon D’Or, dan enam Sepatu Emas Eropa, dan gelar Copa Amerika. Catatan statistiknya mungkin tak akan pernah terkalahkan oleh pemain manapun. Namun “aib” yang sering dipakai cibiran publik, Messi belum pernah meraih tropi piala dunia. Sehingga dirinya belum pantas disejajarkan dengan legenda bola, Diego Maradona dan Pele.

Begitu pula argumentasi ketika saya membela Argentina an sich. Tak ada hubungannya dengan skill dan formasi pemain, strategi, taktik, dan lainnya. Saya hanya menaruh rasa empati yang tinggi kepada negara yang rakyatnya tengah berjibaku menghadapi krisis ekonomi yang sangat buruk.

Sekitar 40 persen dari 45 juta populasi masyarakatnya jatuh dalam kemiskinan. Melansir dari Politico, Argentina pernah mengalami krisis ekonomi parah pada 100 tahun ke belakang. Tetapi krisis akhir-akhir ini terasa sangat parah.

Beruntung sekali Argentina juara dan Lionel Messi sebagai kaptennya. Rasa simpati kepada Messi dan empati yang mendalam kepada rakyat Argentina sudah tuntas terlunasi di Qatar. Hari-hari ini mungkin pesta kemenangan mulai meredup setelah kegembiraan berlangsung sebulan.

Kini warga Argentina kembali beraktifitas sehari-hari dalam frustasi dan penderitaan pahit akibat tekanan ekonomi yang cukup lama. Inflasi yang tinggi, tagihan utang luar negeri yang sulit dibayar (default), dan kondisi lapangan kerja. Akhir tahun 80-an, hutang Argentina pernah mencapai lebih dari ¾ GNP-nya.

Argentina, dulunya adalah negara yang kaya raya. Namun negara yang akrab dengan kisruh politiknya itu terjungkal karena rapuhnya fondasi ekonomi. Boleh saja, Argentina surplus pemain-pemain besar di sepak bola, namun difisit kepercayaan pada Peso yang turun drastis dan kebijakan ekonomi pemerintahnya yang berada di titik nadir.

Krisis Argentina meninggalkan banyak pelajaran penting. Indonesia, sebaiknya mencatat baik-baik pengalaman buruk ekonomi Argentina. Di sisi lain, Indonesia juga perlu mencontoh kemajuan sepak bola Argentina jika timnas ingin lolos di Piala Dunia 2034. (*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *