Rektor INSTIKA Sumenep, KH. Moh. Naqib Hasan Prihatin Potensi Politik Uang di Pilkada Sumenep

Uncategorized339 Dilihat

SUMENEP, maduranetwork.com – Rektor Institut Sekolah Tinggi Ilmu Keislaman Annuqayah (INSTIKA), Guluk-Guluk, Sumenep, KH. Moh. Naqib Hasan, S.Sos, M.Pd.I, mengungkapkan bahwa potensi praktik politik uang dalam Pilkada Sumenep masih sangat tinggi.

Ia menekankan bahwa fenomena ini sangat memprihatinkan dan berkontribusi pada deteriorasi demokrasi di Indonesia. ”Saya kira masih tinggi potensi politik uang pada Pilkada Sumenep. Ini sangat memperihatinkan,” tegasnya.

Intelektual muda NU ini menjelaskan bahwa sulitnya menghapus praktik ini disebabkan oleh dominasi elite politik dalam memicu politik uang. Ia mencatat buruknya kinerja pejabat publik yang menyebabkan masyarakat menjadi skeptis.

“Masyarakat menilai, jabatan yang hanya ingin mencari uang membuat nilai politik dikapitalisasi,” ungkapnya. Ia menambahkan bahwa ongkos politik yang besar semakin menambah tekanan, sehingga proyek publik menjadi objek perebutan.

Dalam konteks ambisi politik yang semakin tinggi, Kiai Naqib merujuk pada Pilpres 2024, di mana proyek-proyek besar pemerintahan Jokowi yang kontroversial menuntut kelanjutan. “Maka upaya politik menjadi pilihan. Akibatnya, tidak hanya money politic, tetapi hukum juga dibajak. Politik yang artificial ini kehilangan nilainya,” jelasnya, menekankan konsekuensi serius dari praktik kotor ini.

Ia juga mengingatkan dampak buruk politik uang yang dapat mengancam kelangsungan demokrasi. “Kasus upaya pilkada melawan kotak kosong adalah cermin bagaimana kekuasaan dan materi membajak demokrasi. Sebab 93 persen, kasus pilkada melawan kotak kosong berhasil,” ujarnya.

Untuk mengurangi praktik politik uang, Kiai Naqib menyarankan perlunya penguatan pendidikan politik di masyarakat, pengisian figur-figur berkualitas, serta sikap kritis dalam proses politik. Ia juga mencatat bahwa perubahan perundang-undangan KPU terjadi berkat kecerdasan dan kekritisan dari mahasiswa.

“Melalui upaya-upaya ini, kita berharap bisa memperbaiki wajah demokrasi dan mengurangi praktik politik uang yang merugikan. Ini memerlukan kesadaran kolektif untuk menciptakan lingkungan politik yang lebih bersih dan berintegritas,” pungkasnya, mengajak semua pihak untuk berperan aktif dalam menjaga demokrasi. (rba)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *