SUMENEP, maduranetwork – Kurikulum Merdeka memberikan warna baru dalam dunia pendidikan, salah satunya dengan adanya Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila atau yang biasa disingkat dengan istilah P5.
Sebagai sekolah penggerak dalam Kurikulum Merdeka, SMA Negeri 1 Ambunten, Sumenep mengadakan gelar karya siswa untuk memamerkan serta menjual hasil produk P5.
Gelar karya ini diadakan selama sehari, Jumat (23/6/2023). Gelar karya terbuka untuk dikunjungi orang tua siswa, masyarakat umum, dan siswa dari sekolah lain. Selama satu tahun pelajaran 2022/2023, SMAN 1 Ambunten telah mengusung sejumlah Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila, yaitu kewirausahaan, kebhinnekaan, kearifan lokal dan sebagainya.
Kelas X dan XI yang sudah menjalankan kurikulum merdeka dilibatkan pada gelaran tersebut. Dimana siswa dibuatkan kelompok untuk membuat hasil karya berdasarkan tema yang sudah ditentukan.
Gelar karya yang dihadiri Kacabdin Jatim Wilayah Sumenep Budi Sulistyo, para komite, kasi SMA, pengawas dan jajaran guru di sekolah tersebut, termasuk juga wali murid serta para tamu undangan ini sekaligus menjadi sarana sekolah dalam menjalin kerjasama yang baik dan memberikan gambaran mengenai P5 dalam proses pembelajaran pada Kurikulum Merdeka.
Pada acara pembukaan gelar karya, Kepala SMAN 1 Ambunten, Drs Sirajum Munir M.Pd, memotivasi siswa agar terus meningkatkan kreativitas dan meningkatkan inovasi agar ke depannya dapat menciptakan produk yang orisinal dan bermanfaat bagi masyarakat luas.
Ia juga menghimbau kepada siswanya agar memasarkan produk kewirausahaan mereka dengan memanfaatkan internet dan teknologi sehingga bisa dikenal dan dibeli oleh masyarakat luas.
Guru Bahasa Inggris itu mengaku senang dengan hasil karya siswa yang dipamerkan. Seperti buah kelapa yang sudah dirubah menjadi minyak asli dan minyak goreng.
“Alhamdulillah produk juga sudah dilengkapi dengan kemasan dan bisa dijual,” katanya dengan nada bangga.
Sirajum Munir mengatakan, dalam kurikulum merdeka ini memang wajib melaksanakan P5. Kegiatannya itu mengasah dan mendorong para siswa untuk berfikir untuk membuat karya diluar jam pelajaran formal.
Selain melatih jiwa wirausaha anak-anak dengan memanfaatkan kemampuan mereka, kegiatan tersebut termasuk rutin digelar setiap tahun sebagai wadah bagi siswa untuk mengekspresikan kreativitasnya.
Sirajum Munir juga menyampaikan, siswanya juga ada yang berkreasi di bidang seni dan budaya. Termasuk mendaur ulang sampah menjadi bahan yang lebih bermanfaat dan sejumlah karya lainnya.
”Semua karya siswa itu kita pamerkan di pameran gelar karya P5 ini,” ucapnya.
Tujuan pameran tersebut, tambah dia, agar khalayak umum mengetahui hasil kreatifitas siswa.
“Semuanya kami fasilitasi. Siswa hanya perlu menyiapkan apa yang mau mereka tampilkan. Orang tua mereka juga hadir agar bisa menyaksikan bahwa selama di sini, bakat anak mereka diwadahi dengan baik oleh sekolah,” ucapnya.
Ia berpesan kepada siswa yang nantinya lulus untuk benar-benar memanfaatkan ilmu yang diperoleh di sekolah. Baik ketika berada di perguruan tinggi maupun ketika berada di tengah-tengah masyarakat.
”Sekolah memberikan bekal kemandirian kepada siswa. Semoga harapan ke depan, setelah lulus mereka bisa mandiri dimanapun berada, berfikir kritis, gotong royong, saling menghargai dan bisa bekerja tim,” pungkas pria berkacamata minus ini. (sdm)