Syukuri Berlimpahnya Hasil Laut, Warga Gua-Gua Raas Gelar Rokat Tase’ di Tengah Laut

SUMENEP1046 Dilihat

SUMENEP, maduranetwork.com – Warga Desa Gua-Gua, Kecamatan Raas, Kabupaten Sumenep, Madura, menggelar tradisi unik mereka yang dikenal sebagai rokat tase’. Upacara ini dilakukan tiap bulan Agustus di hamparan daratan yang terletak di tengah laut.

Upacara tahunan ini sebagai bentuk syukur dan doa keselamatan atas berlimpahnya hasil laut sekaligus sebagai wujud kearifan lokal yang diwariskan ratusan tahun secara turun temurun.

Pada waktu yang telah ditentukan, warga berkumpul di tepi pantai untuk mempersiapkan perjalanan mereka ke tengah laut. Mereka menggunakan perahu tradisional yang telah dihias dengan berbagai ornamen dan bendera warna-warni.

Saat tiba di tengah laut, warga membentuk lingkaran dan memulai upacara rokat tase’. Pemimpin upacara adalah Ibu Rupiat, seorang tokoh adat yang merupakan turunan ketua adat setempat. Ia memimpin doa keselamatan dan memohon berkah serta kelimpahan hasil laut bagi masyarakat setempat.

Selama upacara berlangsung, warga bermunajat memohon keberkahan hidup sebagai nelayan yang memiliki ketergantungan tinggi terhadap laut. Suasana upacara penuh semangat dan kekhusukan, seolah-olah semua warga menjadi satu dalam doa dan harapan yang sama.

Menurut Kades Gua-Gua, Haji Sakrani, rokat tase’ bukan hanya sekadar upacara ritual keagamaan, tetapi juga menjadi simbol kearifan lokal yang dijunjung tinggi oleh warganya.

“Melalui tradisi ini, mereka mengajarkan nilai-nilai kebersamaan, rasa syukur, dan kepedulian terhadap lingkungan sekitar,” ujarnya.

Menurut dia, hasil laut yang melimpah menjadi bukti nyata dari kearifan lokal yang dijaga dengan baik oleh warga setempat. “Warga menjaga kelestarian sumber daya laut dengan cara-cara tradisional yang telah diterapkan sejak dahulu kala. Hal ini tidak hanya memberikan manfaat bagi warga, tetapi juga bagi generasi mendatang,” terangnya

Rokat tase’ di Desa Gua-Gua menjadi salah satu warisan budaya yang patut dilestarikan. Tradisi ini tidak hanya memperkuat ikatan sosial antarwarga desa, tetapi juga memperkaya keanekaragaman budaya Indonesia.

“Semoga tradisi ini terus hidup dan menjadi inspirasi bagi masyarakat lain untuk menjaga kearifan lokal dan kebersamaan dalam menjaga lingkungan,” pungkasnya. (rj)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *