Terkendala Lapangan, Kerapan Sapi Piala Presiden Gagal Digelar di Pamekasan

Uncategorized62 Dilihat

PAMEKASAN, maduranetwork.com – Rencana pelaksanaan Kerapan Sapi Piala Presiden yang dijadwalkan pada bulan November 2024 di Kabupaten Pamekasan gagal digelar. Hal ini disebabkan ketidaktersediaan lapangan yang memenuhi syarat untuk menyelenggarakan acara bergengsi tersebut.

Ketua Pakar Sakera sekaligus Kepala Desa Nyalabuh Laok, H. Moch. Fahrurozi, menyampaikan hal ini dalam pertemuan dengan wartawan di kantor balai desa Nyalabuh Laok pada Jumat pagi, (9/8). Menurutnya, kerapan sapi Piala Presiden memerlukan fasilitas khusus, termasuk lapangan yang dikelilingi tembok dan tribun penonton, yang hingga saat ini belum tersedia di Pamekasan.

“Untuk menggelar Kerapan Sapi Piala Presiden, lapangan harus memenuhi syarat tertentu seperti dikelilingi tembok dan memiliki tribun untuk penonton. Sayangnya, Pamekasan belum memiliki fasilitas tersebut,” jelas Fahrurozi.

Sebagai solusi sementara, Fahrurozi mengungkapkan bahwa Piala Presiden akan dipindahkan ke lapangan Skep di Kabupaten Bangkalan. “Lapangan ini akan digunakan atas nama Kabupaten Pamekasan, meskipun lokasi penyelenggaraannya berada di Bangkalan,” tambahnya.

Fahrurozi juga berharap agar Pemerintahan Pamekasan segera mengambil langkah untuk membangun atau menyiapkan lapangan kerapan yang memenuhi standar. Ia menyarankan bahwa jika lapangan di Desa Murtajih layak dibangun, maka proyek tersebut harus segera direalisasikan.

“Apabila tidak ada tempat yang strategis di Pamekasan, kami di Desa Nyalabuh Laok siap menyediakan tanah desa untuk dijadikan lapangan kerapan. Kami ingin memastikan bahwa Pamekasan dapat terus berpartisipasi dalam ajang bergengsi ini,” tegasnya.

Fahrurozi menambahkan bahwa Kerapan Sapi Piala Presiden merupakan acara tahunan yang digelar secara bergiliran di empat kabupaten di Madura. Dengan demikian, Pamekasan juga akan mendapat giliran di masa depan dan diharapkan tidak menghadapi kendala serupa.

“Sangat disayangkan jika Pamekasan tidak dapat menyelenggarakan acara tahun ini. Namun, kami berharap masalah ini dapat diatasi sehingga Pamekasan dapat kembali menjadi tuan rumah di tahun-tahun mendatang,” tutup Fahrurozi.

Fahrurozi tak bisa menutup kekecewaannya atas kegagalan ini. Namun ia tetap optimis bahwa permasalahan tersebut dapat diselesaikan dengan kerjasama dari berbagai pihak. Ia berharap adanya dukungan dari pemerintah dan masyarakat untuk menciptakan fasilitas yang memadai agar Pamekasan bisa kembali menjadi tuan rumah ajang bergengsi ini di masa depan.

Sementara itu, masyarakat Pamekasan yang telah menunggu-nunggu ajang kerapan sapi ini berharap agar segala kendala dapat segera teratasi sehingga acara ini dapat kembali digelar di Kabupaten Pamekasan. Mereka menilai bahwa kerapan sapi adalah bagian penting dari budaya dan tradisi Madura yang harus terus dilestarikan. (nod)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *