Tindak Lanjut Sumur Bor Berair Minyak di Sumenep, Pemkab dan ESDM Jatim Ambil Sampel untuk Penelitian

Uncategorized56 Dilihat

SUMENEP, maduranetwork.com – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sumenep, bersama Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Provinsi Jawa Timur serta SKK Migas, turun langsung ke lokasi sumur bor yang mengeluarkan air bercampur minyak bumi di Desa Batang-Batang Laok, Kecamatan Batang-batang. Peninjauan ini dilakukan oleh Bagian Perekonomian dan Sumber Daya Alam (SDA) Sekretariat Daerah (Setda) Sumenep untuk memastikan kondisi sumur dan dampak potensialnya.

 

Kepala Bagian Perekonomian dan SDA Setda Sumenep, Dadang Dedy Iskandar, mengungkapkan bahwa setelah dilakukan deteksi pada Selasa (03/09/2024), tidak ditemukan kandungan air (H2O) di sumur bor tersebut. Menurut hasil deteksi awal, sumur itu hanya mengandung gas metan dalam jumlah sangat kecil.

 

“Hasil deteksi sementara menunjukkan bahwa air dari sumur bor ini tidak mengandung zat yang berbahaya. Terdapat sedikit gas metan, tetapi tidak ada kandungan air (H2O),” jelas Dadang, Rabu (04/09/2024).

 

Dadang juga menambahkan bahwa petugas dari ESDM Provinsi Jawa Timur telah mengambil sampel air dari sumur bor tersebut untuk dilakukan penelitian lebih lanjut di laboratorium. Hasil penelitian itu akan menentukan langkah lebih lanjut yang akan diambil oleh pihak terkait.

 

“Saat ini, kami masih menunggu hasil laboratorium dari ESDM Jawa Timur untuk mengetahui kondisi lebih rinci dari air bercampur minyak ini,” ujarnya.

 

Sementara itu, Pemkab Sumenep mengimbau masyarakat untuk sementara waktu menjauhi lokasi sumur bor tersebut. Garis polisi telah dipasang di sekitar lokasi, dan sumur sementara waktu ditutup untuk menghindari potensi bahaya.

 

“Kami minta masyarakat tidak beraktivitas di dekat sumur bor ini, terutama karena risiko bahaya yang mungkin timbul jika ada percikan api. Meskipun kandungan gas metannya kecil, potensi bahaya tetap ada jika ada percikan api,” ungkap Dadang.

 

Sebelumnya, sumur bor milik M. Suhayu, yang mulai digali pada November 2023, mengejutkan pemiliknya setelah mengeluarkan air bercampur minyak bumi pada Sabtu (31/08/2024). Penemuan ini menimbulkan kekhawatiran di kalangan masyarakat setempat hingga akhirnya ditangani oleh Pemkab Sumenep dan instansi terkait.

 

Pemkab Sumenep akan terus memantau perkembangan kasus ini sambil menunggu hasil dari penelitian laboratorium. (rba)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *